وَاَقِـيْـمُـوْاالصَّـلو ةَ وَاَتُـوْا الزَّكـَوةَ وَرْكـَعُـوْا مَـعَ الرَّكـِعـِنَ
Artinya: Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku
(Q.S Al-Baqarah: 43)
خُـذْ مِـنْ امْـوَا لِـهِـم صَدَ قَـة ًتُـطَـهّـرْ هـُم وَتُـزَكـِّهـِم بـهَـا وَصَلـِّى عَـليْهـِم اِنَّ صَـلاَ تَكَ سَكـَنٌ لـَهُـمْ وَللهُ سـَمِـيـعٌ عَـليْـمٌْ
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu, engkau membersihkan dan mensucikan mereka dan doakanlah mereka, sesungguhnya doamu menentramkan jiwa mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. (Q.S. At-Taubah: 103)
Asbabun Nuzul:
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas. Ayat ini masih berkaitan dengan Abu Lubabah dan dua orang temannya setelah dilepsakan oleh Rasulullah. Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, ini harta kami. Sedekahkan harta tersebut atas nama kami dan mohonkan ampunan untuk kami.” Beliau berkata, aku tidak diperintah untuk mengambil harta kalian sedikit pun.” Allah lalu menurunkan ayat ini.
وَاقِـمُو الصَّـلاَةَ وَاتُـوْاالزَكـَلاَةَ وَاَطِـيْعُوْالـرَّسـُولَ لـَعَـلَّـكُـمْ تُـرْحَـمُـوْنْْ
Artinya: Dan dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat, serta taatlah kepada rasul, agar kamu diberi rahmat (Q.S. An-Nur: 56)
وَمِـنْهُمْ مَـنْ يَـلْمِزُ كَ فىِالصَّـدَ قَـاتِ فَانْ اُعْـطَوْا مِـنْهـا رَضُـوْا
وَانْ لَـمْ يُـعْطـوَامـِنْهاَ فَـاِذَاهُـمْ يَـسْخُـطُـوْنَْ
Artinya: Dan di antara mereka ada yang mencelamu (Muhammad) tentang pembagian zakat; jika mereka diberikan bagian dari zakat itu, mereka bersenang hati: dan jika tidak diberikan, maka dengan serta merta mereka menjadi marah (Q.S. At-Taubah: 58)
Asbabu Nuzul:
Pada waktu Rasulullah sedang membagikan harta zakat, Dzul-Khuaishirah datang menghadap, seraya berkata: “Wahai Rasulullah, hendaklah kamu berlaku adil”. Rasulullah menjawab: “Celaka dirimu. Siapa orang yang biasa berbuat adil kalau diriku saja tidak berlaku adil”. Sehubungan dengan itu, maka Allah SWT menurunkan ayat ke 58 sebagai ketegasan bahwa diantara ummat manusia ada yan mencela sesuatu karena tidak mendapat bagian. Atau, tidak berkuasa atas sesuatu tersebut sehingga iri hati (HR. BUkhari dari Abi Sa’id al Khudri. Ibn Abi Hatim meriwatkan pula hadist serupa dari Jarir)
اِنّـَمَاالصَّـدَقَـاتُ للِـفُـقَـرَاءِوَالْـمَـسَا كِـيْنِ وَالْـعاَمِـلِيْـنَ عَـلَيْـهَاوَالْمُـوَلَّفَـةِ قُـلـُوْ بُـهُـمْ وَفِى الرِّقَـابِ وَالـْغَـارِمِـيْـنَ وَفِى سَـبِلِ اللهِ وَبْنِ السَّـبِيْـل
Artnya: Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan (Q.S. At-Taubah: 60)
قَـلَ انِّـى عَبْدُ اللهِ اتَانِيَ الكِـتَا بِ وَجَـعَـلَنِى نَـبِـيًا وَاَوْصَانيَ
بِاالصَّـلاَةِ وَالزَّكَـاةِ مـَا دُ دُ مْتُ حَـيًّا
Artinya: Berkata Isa; Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al-Kitab (injil) dan Dia Menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia Memerintahkan kepadaku untuk mendirkan shalat, dan menunaikan zakat selama aku hidup. (Q.S. Maryam: 30-31)
يَـااَ يـُّـهَـاالـَذِيـْنَ اَمـَنُـوْ ا اَنْـفِـقُـوْا مِـنْ طَـيِّـبَـا تِ مَـاكـَسَـبْتُـمْ وَمـِمَّا اَخْـرَجْـنَـا لـَكُـمْ مِـنَ الـَرْضِ.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu (QS. Al-Baqarah: 267)
Asbabun Nuzul:
Diriwayatkan dari Jabir bahwasanya Rasulullah saw. Memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menunaikan zakat fitrah dengan kurma. Lalu, datanglah seseorang yang menunaikan zakatnya dengan yang buruk-buruk. Maka dari itu, turunlah ayat ini. Diriwayatkan pula dari ibnu Abbas bahwa para sahabat Rasulullah saw. Biasa membeli kurma yang murah kemudian menyedekahkannya. Lalu turunlah ayat ini.
وَهُـوَ الـَذِيْ اَنْـشَـَأ جـَنَّـاتٍ مـَعْـرُشـَاتٍ وَغَـيْـرَ مَـعْـرُشَـاتٍ وَالـنّـَخْـلَ وَالزَّرْعَ مُـخْـتَـلِـفًـا اُكـُلُـهُ وَالـزَّيـْتُـنَ وَالـرُّمـَّـانَ مُـتَـشَـابِـهـًا وَغـَيْـرَمُـتَـشَـبـهٍ كُـلـُوْا مـِنْ ثـَـمَـرِهِ اِذَااثـْـَمَـرَوَاتُـوْا حـَقـَّهُ يَـوْمَ حَـصَـادِهِ
Artinya: Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan tidak berjunjung; pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama rasanya. Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah zakatnya pada hari memetik hasilnya. (QS. Al-An’am: 141)
Asbabun Nuzul:
Diriwayatkan Ibnu Jarir dari Ibnu Juraij, ayat ini turun berkenaan dengan tsabit bin qais bin Syammas yang kebun kurmanya mengalami panen. Kemudian, ia berpesta pora dengan hasil panennya dan enggan membayar zakatnya. Selesai pesta poranya, tidak tersisa sedikit pun kurma hasil panen di rumahnya. Ayat ini turun sebagai teguran dan larangan berbuat foya-foya dan menghindari kewajiban zakat.
HADITS TENTANG ZAKAT:
اِذَا اُعْـطِيْتَ شَـيْـًا مِنْ غَـيْرِاَنْ تَـسْأ َلَ فَكُلْ وَتَـصَدَّق
Artinya: Jika engkau diberikan sesuatu tanpa engkau memintanya, maka terimalah, engkau boleh memakannya (HR. Muslim, Abu Daud dan Nasai)
مَنْ وَلِىَ لـَنـَا عَـمَلاً وَلَيْسَ لَهُ مَنْزِلٌ فَـلـْيَتَّخِذْ مَنْـزِلاًاَوْ لَيْسَتْ لَهُ زَوْجَـةٌ فَـلْيَـتَّخِذْ زَوْجَـةً, اَوْلَيْسَ لَهُ خَـادِمـًا, اَوْلَـيْسَتْ لَـهُ دَابـَّةٌ فَـلْيَـتَّخِذْ دَابَّةً, وَمَنْ اَصَـا بَ شَيْـًإ سِوَى ذَلِكَ فَهُـوَ غُـلُـوْلٌ
Artinya: Barang siapa kami angkat memangku suatu jabatan. Sedang ia belum memiliki suatu rumah kediaman, maka hendaklah ia mengambil rumah kediaman. Atau ia belum menikah, maka hendaklah ia berusaha untuk menikah. Atau ia belum memiliki seorang pembantu rumah tangga, maka hendaklah ia mencari seorang pembantu rumah tangga. Atau ia belum memiliki sebuah kendaraan, maka hendalah ia memperoleh sebuah kendaraan, barang siapa yang mengambil sendiri lebih daripada itu, maka dia adalah penipu (koruptor) (HR. Ahmad dan Abu Daud)
اِنـَّكَ سَـتـَآْ تِيْ قـَوْ مًـا اَهْـلَ كِـتـَابٍ فـَاِذَا جِـئْـتُـمْ فَـادْ عُـهـُمْ الىَ اَنْ يَشْـهـَـدُوْا اَنْ لاَ اِ لـَهَ اِلاَّ اللهُ وَاَنَّ مُحَـمَّـدًالـَّر سُـوْلُ اللهِ, فـَاِنْ هُـمْ اَطَا عُـوْالكَ بِذَ لِكَ فـَاَ خْـبِرْ هـُمْ اَنَّ اللهَ قَـدْ فَرَضَ عَـليْهِـمْ خَـمْسَ صَـلَوَتٍ فِى كُلاِّ يَـوْمٍ وَلـَيْـلـَةٍ, فـَاِنْ هـُمْ اَطَـعُوْا لَكَ بِـذَالِكَ فَـاخْـبِـرْ هـُمْ اَنَّ اللهَ قَـدْ فَـرَضَ عَـلَـيْهـِم صَـدَ قَـةً تُـوْء خَـذُ مِـنْ اَغْـنِـيَا ئِـهِـمْ فَـتُرَدُّ عَـلىَ فُـقَـرَا ئِـهِـمْ, فـَاِنْ هُـمْ اَطَا عُـوْ الَكَ بِـذَ لِكَ فـَاِ يَّـا كَ وَكـَرَا ئِـمَ اَمـْوَ لـِهـمْ وَاتَّـقِ دَعْـوَةَ الـْمُظْـلُوْمِ فـَاِ نـَّهُ لـَيْـسَ بَـيْنَـهَـا وَبَـيْـنَ اللهِ حِـجَـا بٌ
Artinya: Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu golongan dari ahli kitab, maka serulah mereka agar mereka menyaksikan bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad Rasulullah, jika mereka sudah mentaati itu, maka ajarkanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya Allah memerintahkkan mereka mengerjakan shalat lima kali sehari semalam. Jika mereka telah mentaati itu, maka ajarkaanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas mereka menunaikan zakat, yang diambil dari orang-orang kaya mereka, kemudian diberikan kepada fuqara mereka. Jika mereka sudah mentaati itu, maka hendaklah engkau berhati-hat, janganlah engkau mengambil harta-harta mereka kecuali yang baik-baik saja untuk zakat. Jagalah dirimu dari doa orang-orang yang teraniaya, karena tak ada hijab (dinding) antara doa madzlum itu dengan Allah (HR. Buhari dan Muslim)
اُمِـرْتُ اَنْ اُقـَتِـلَ الـنَّـسَ حَـتَّـى يَـشْـهـَـدُوْ اَنْ لاَاِلـَهَ اِلاَّاللهُ وَاَنَّ مـُحَـمَّـدًا رَسُـاللَهِ وَيُـقِـيْمُـوْالـصَّـلاَةَ وَيُـئْوتُـوْاالـزَ كلاَةَ. فـَااِذَا فَـعَـلـُوْ ذَللِـكَ عَـصَـمُـوْا مِـنِّـى دِمَـاءَهـُمْ وَاَمـْوَلـُهُـمْ اِلاَّبِـحَـقِّ الاِسْـلاَمِ وَحِـسَـابُـهُـمْ عـَلى اللهِ
Artinya: Saya diperintahkan memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa Tiada Tuhan yang harus dieembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah dan mendirikan shalat, serta mengeluarkan zakat. Apabila mereka melaksanakan semuanya itu, maka mereka telah memelihara darah dan hartanya dari padaku, kecuali dengan hak Islam, maka perhitungan mereka terserah kepada Allah (HR. Bukhari dan Muslim)
اِذَاكَـنَـتْ لَكَ مِـائـَتـادِرْهَـمٍ وَحَـلَ عَـلَيْـهـَاالـْحَـوْلُ فـَفِـهـَا خَـمـْسُ دَرَاهـِـمَ. وَلـَيْسَ عَـلَيْكَ شَـيْئٌ- يَـعْـنىِ فِى الذَ هـَبِ-حَـتَّى يَكُوْنَ لكَ عِشـْرُنَ دِيْـنَارًا وَحَـلَ عَـليْهـَا الْحَـوْلُ فـَفِيْـهـَانِسْفُ دِيْنَا رٍ وَمَـازَادَ فَـبِـحِـسَـابِـهِ.
Artinya: Apabilaa engkau memiliki 200 dirham dan telah sampai setahun. Maka zakatnya lima dirham. Dan tiada wajib zakat atasmu pada emas hingga hingga engkau memiliki 20 dinar dan telah cukup setahun lamanya, maka zakatnya setegah dinar. Sedang lebihnya diperhitungkan seperti itu juga. (HR. Abu Daud)
كُـنْتُ اَلْـبَسُ اَوْضَاحًـامِـنْ ذَهـَبٍ.فـَقُـلْتُ : يَـارَسُـوْلُ اللهِ اَكـَنْزٌهُـوَ؟ قـَلَ: اذَاادَّيْـتَ زَكـَتَهُ فـَلَيْسَ بِـكـَنْـزٍ.
Artinya: Pernah saya memakai suatu perhiasan emas, lalu saya tanyakan kepada Rasulullah saw: apakah yang saya pakai ini tergolong “kanz” (simpanan yang diancam azab itu?). Rasulullah saw menjawab: Kalau engkau tunaikan zakatnya, maka dia tidak tergolong kanz. (HR. Abu Daud dan Daraqutni)
فِـيْـمَا سـَقـَيْـتِ الـسَّـمَـاءُوَالـعُـيُـوْنَ اَوْ كـَانَ عـَشـْرِيـَّا الـعـُـشُـرُوَفـِيْـمـَاسُـقـِيَ بـِلـنَّـضْـحِ نِـسـْفُ الـْعـشـْرِ
Artinya: Pada tanaman yang menadah air hujan dan mata air, atau hanya mengisap dengan akarnya sepuluh persen zakatnya, sedangkan pada tanaman yang disiram dengan alat (dngan biaya) lima persen. (HR. Bukhari)
فـِيْـمَـاسَـقَـتِ اْلاَنْـهـَارُ وَالـْغـَيـْمُ عـَشـْرٌ وَفـِيـْمـَا سـُقـِيَ بـاِلـسـَّانِـيَـةِ نِـصـْفُاالـعُـشـْرِ
Artinya: Pada tanaman yang diairi dengan irigasi, dan air hujan, sepuluh persen zakatnya, dan pada tanaman yang diairi dengan kincir, setengah usyur (lima persen) zakatnya. (HR. Ahmad dan Muslim)
لـَيْـسَ فـِيْـمـاَاَقـلَّ مـِنْ خـَـمْـسَةِاًوْ سُـقٍّ صـدَ قـَةٌ
Artinya: Tiada Wajib zakat pada (hasil tanaman dan buah-buahan) yang kurang dari lima wasq.
وَمـَنْ لـَمْ يَـكُـن مَـعـَهُ اِلاَّ اَرْبَـعٌ مِـنَ الاِبـْلِ فـَلـَيْسَ فـِيـهـَا صَـدَقـةٌ اِلاَّ اِنْ يَـشَاءَ رَبـُّـهـَا, فـَا ذَا بَـلَـغَـتْ خـَمْـسًـا مـِنَ الاِبـْلِ فـَفِـهـَاشَـاةٌ
Artinya: Barang siapa tidak memiliki slain empat ekor unta, maka ia tidak wajib mengeluarkan zakatnya, kecuali jika pemiliknya rela bersedekah. Apabila telah sampai lima ekor unta, maka wajiblah dizakati dengan seekor anak kambing (HR. Bukhari dan Anas).
اَمـَرَنـِيْ رَسُـوْلُ اللهِ صَـلىَّ اللهُ عـَلـيْـهِ وَسـَلـَّمَ اَنْ اَخـَذَ مِـنْ كـُلاِّ
ثـَـلاَثِـيْـنَ مِـنَ الـبَقـَرِ تـَبِيْـعـًا اَوْ تَـبـِـعَـةً
Artinya: Rasulullah saw telah memerintahkan aku untuk memungut zakat dari tiap-tiap 30 ekor sapi, dengan seekor anaknya, jantan atau betina yang berumur satu tahun (HR. Lima perawi).
وَ فِى صـَدَ قَـةِ الـغَـنَمِ فِى سـَائِـمَتِـهـَا اِذَا كـَا نَتْ اَرْبَـعِـيْـنَ اِلىَ عِـشْرِيْـنَ وَمـِائَةٍ شَـاةٌ. فـَاِذَا زَادَ تْ عـَلىَ عـِشـْرِيـْنَ وَمـِا ئـَةٍ اِلىَ مـِائـَتـَيْـنِ شـَاتـَانِ فـَا ذَا زَادَتْ عـَلى مـِائـَتَـيْـنِ اِلىَ ثـَلاَثِ مـِائـَةٍ فـَفِـيْهـَاثَلاَثُ. فـَااِذَ زَادَتْ عـَلىَ ثـَلاَ ثِ مـِائـَةٍ
فـَفىِ كـُلِّ مـِائـَةٍ شـَاةٌ.
Artinya: Dan nisab ternak kambing yang digembalakan, jika telah ada 40 ekor, sampai dengan 120 ekor, zakatnya satu ekor anak kambing. Jika lebih dari 120 sampai dengan 200 ekor, zakkatnya dua ekor anak kambing. Jika lebih dari 200 ekor, sampai dengan 300 ekor, zakatnya tiga ekor anak kambing. Jika telah lebih dari 300 ekor, maka tiap-tiap 100 ekor, zakatnya satu ekor anak kambing. (HR. Bukhari dan Anas)
لاَ يـَجـْمـَعُ بـَيـْنَ مـُتـَفـَرِّقٍ وَلاَيُـفَـرَّقُ بـَيـْنَ مُـجـْتَـمـِعٍ خـَشْـيـَةَ الـصَّـدَقَـةِ وَمـَا كـَانَ مـِنْ خـَلِـطَيْـنِ فـَانـَّهـُمـَا يَـتـَرَا جـَعـَانِ بِـا لـسَّـوِ يَّـةِ
Artinya: Tidak boleh dikumpulkan antara ternak yang terpisah, dan tidak boleh pula dipisahkan antara ternak yang sudah terkumpul, karena bermaksud menghindari pembayaran zakat. Apa yang sudah bergabung antara dua hak milik, maka keduanya kembali berdamai atas pelaksanaan kewajiban bersama. (HR. Bukhari)
وَفىِ الرِّقـَةِ رُبُعُ الـْعُـشـْرِ
Artinya: Dan zakat emas dan perak 1/40 (2 ½ %) (HR. Bukhari)
اَلـْعـَجـْمـَاءُ جـُبـارٌ وَالـْـمَعـْدِ نُ جـُبـَارٌ وَفِى الرِّكلاَزِ الـخـُمُسُ
Artinya: Binatang itu, tidak ada pertanggung jawabannya, dan ma’adin itu tidak ada pertanggung jawabannya, dan zakat rikaz itu 1/5 (20%) (HR. Buhari dan Abu Hurairah).
اِنْ وَ جـَدْ تـَهُ فِى قـرْيـةٍ مـَسـكـُنَـةٍ اَوْفىِ طَـرِ يْـقٍ مـَيِّتٍ فـَعَـرِّفـْهُ. وَاِن وَوَجـَدْتـَهُ فىِ خـِرْبـَةٍ جـَاهـِلـِيـَّةٍ اَوْ قـَرْ يـَةٍ غــيْـرِ مـَسـكـُنَـةٍ فـفِيْـهِ وَفىِ الـرِّكـازِ الـْخـُمُسُ.
Artinya: Apabila engkau menemukannya di dalam suatu kampung yang berhuni, atau pada bekas jalan, maka engkau harus mengumumkannya kepada khalayak. Jika engkau menemukannya di dalam bekas perkampungan jahiliah, atau di suatu perkampungan yang tidak berhuni, maka padanya dan pada rikaz (emas, perak, dan lainya yang terbenam di bawah lapisan tanah) 1/5 atau 20% zakatnya. (HR. Ibenu Majah)
فـَرَضَ رَسـُوْلُ اللهِ صـَلىَ اللهُ عـَلـيـْهِ وَسـلـَّمَ زَكـَاتَ الـفـِتْرِ طـُهـْرَةً للِـصـَّا ئِـمِ مـِنَ لـَغـْوِ وَالـرَّفـَثِ وَطُـعـْمـَةً لِلـْمَـسـَا كـِنِ. فـَمـَنْ ادَّ هـَا قـَبـْلَ الـصـَلاَةِ فـَهـِيَ زَكـَاةٌ مـَقـْبـُلـَةٌ. وَمـَنْ ادَّا هـَا بـَعـْدَ الـصـَّلاَةِ فـَهـِيَ صـَدَقـَةٌ مـِنَ الـصَّـدَ قـَاتِ
Artinya: Rasulullah saw telah mawajibkan zakat fitrah, yang berfungsi untuk mensucikan orang yang berpuasa dari kotoran-kotoran yang disebabkan oleh omong kosong, dan ucapan-ucapan keji, dan untuk makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa menunaikannya sebelum shalat idul fitri, maka ia adalah zakat fitrah yang diterima. Dan barang siapa menunaikannya sesudah shalat idul fitri, maka dia diterima sebagai sedekah sunnat saja. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Daraqutni)
كـُنَّـا نـُـخـْرِجُ زَكـَاةَ الـْفِـطْـرِ صـَاعـًا مـِنْ طـَعـَامٍ اَصَـاعـًا مِـنْ تـَمـرٍ اَوْ صـَاعـًا مـِنْ شـَعـِيـْرٍ اَوْ صـَاعـًامـِنْ زَبـِيـْبٍ اَوْ صـَاعـًا مـِنْ اَقـِطٍ
Artinya: Kami selalu mengeluarkan zakat fitrah di zaman Rasulullah saw satu gantang bahan makanan, atau satu gantang kurma, atau satu gantang syair, atau satu gantang kismis, atau satu gantang susu bubu (HR. Bukhari dan Muslim)
Do’a Ketika Diserahi Zakat:
اَللّـَهـُمَّ ارْحـَمْ وَبـَارِكْ لـَهـُمْ
Artinya: Ya Allah berikannlah rahmat dan berkah kepada mereka (yang menunaikan zakatnya itu). (HR. Bukhari)
Do’a Untuk Mendo’akan Orang Yang Berzakat:
اَجـَرَكَ اللهُ فـِيـْمـَا اعـْطَيْـتَ وَبَـرَ كَ فِـيْـمـَا ابـْقـَيْـتَ
Artinya: Semoga Allah memberikan pahala dari zakatmu, dan memberkahi harta yang engkau zakati (Perkataan Imam Syafi’i)
Belum ada tanggapan untuk "Pengertian Zakat lengkap"
Post a Comment