1. Disunatkan membaca Al Quran sesudah berwudhu, dalam keadaan
bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah.
2. Mengambil Al Quran
hendaknya dengan tangan kanan, sebaiknya memegangnya dengan kedua belah tangan.
3. Disunatkan membaca Al Quran di tempat yang bersih, seperti di rumah,
di surau, di mushalla dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih. Tapi yang
paling utama ialah di mesjid.
4. Disunatkan membaca Al Quran menghadap ke Qiblat, membacanya dengan
khusyu' dan tenang, sebaiknya dengan berpakaian yang pantas.
5. Ketika membaca Al
Quran, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca
Al Quran mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu.
6. Sebelum membaca Al
Quran disunatkan membaca ta'awwudz, yang berbunyi:
“A'udzubillahi minasy
syaithanirrajim. Sesudah itu barulah dibaca Bismillahirrahmanir rahim”.
Maksudnya, diminta lebih dahulu perlindungan Allah, supaya terjauh pengaruh
tipu daya syaitan, sehingga hati dan fikiran tetap tenang di waktu membaca Al
Quran, dijauhi dari gangguan. Biasa juga org yang sebelum atau sesudah membaca
ta'awwudz itu, berdoa dengan maksud memohon kepada Alah supaya hatinya mjd
terang. Doa itu berbunyi sebagai berikut "Ya Allah bukakanlah kiranya
kepada kami hikmat-Mu, dan taburkanlah kepada kami rahmat dan khazanah-Mu, ya
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
7. Disunatkan membaca Al
Quran dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan tenang, sesuai dengan
firman Allah dalam surat (73) Al Muzammil ayat 4: "....Dan bacalah Al
Quran itu dengan tartil".Membaca dengan tartil itu lebih banyak memberi
bekas dan mempengaruhi jiwa, serta serta lebih mendatangkan ketenangan batin
dan rasa hormat kepada Al Quran. Telah berkata Ibnu Abbas r.a.:" Aku lebih
suka membaca surat Al Baqarah dan Ali Imran dengan tartil, daripada kubaca
seluruh Al Quran dengan cara terburu-buru dan cepat-cepat."
8. Bagi org yang sudah
mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al Quran, disunatkan membacanya dengan penuh
perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya.
Cara pembacaan seperti inilah yang dikehendaki, yaitu lidahnya bergerak
membaca, hatinya turut memperhatikan dan memikirkan arti dan maksud yang
terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya. Dengan demikian, ia akan sampai
kepada hakikat yang sebenarnya, yaitu membaca Al Quran serta mendalami isi yang
terkandung di dalamnya.Hal itu akan mendorongnya untuk mengamalkan isi Al Quran
itu. Firman Allah dalam surat (4) An Nisaa ayat 82 berbunyi sebagai berikut:
"Apakah mereka tidak memperhatikan (isi) Al Quran?..."
Bila membaca Al Quran yang selalu
disertai perhatian dan pemikiran arti dan maksudnya, maka dapat ditentukan
ketentuan-ketentuan terhadap ayat-ayat yang dibacanya. Umpamanya: Bila bacaan
sampai kepada ayat tasbih, maka dibacanya tasbih dan tahmid; Bila sampai pada
ayat Doa dan Istighfar, lalu berdoa dan minta ampun; bila sampai pada ayat
azab, lalu meminta perlindungan kepada Allah; bila sampai kepada ayat rahmat,
lalu meminta dan memohon rahmat dan begitu seterusnya. Caranya, boleh diucapkan
dengan lisan atau cukup dalam hati saja. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud,
dari Ibnu Abbas yang maksudnya sebagai berikut: "Sesungguhnya Rasulullah
s.a.w. apabila membaca: "sabbihissma rabbikal a'la beliau lalu membaca
subhanarobbiyal a'la.
Diriwayatkan pula oleh Abu Daud, dan Wa-il binHijr yang maksudnya sebagai
berikut:" Aku dengan Rasulullah membaca surat Al Fatihah , maka Rasulullah
SAW sesudah membaca walad dholliin lalu membaca aamin . Demikian juga
disunatkan sujud, bila membaca ayat-ayat sajadah, dan sujud itu dinamakan sujud
tilawah.
Ayat-ayat sajadah itu terdapat
pada 15 tempat yaitu:
· dalam surat Al-A'raaf ayat 206
· dalam surat Ar-ra'd ayat 15
· dalam surat An-Nahl ayat 50
· dalam surat Bani Israil ayat 109
· dalam surat Maryam ayat 58
· dalam surat Al-Haji ayat 18 dan ayat
77
· dalam surat Al Furqaan ayat 60
· dalam surat Annaml ayat 26
· dalam surat As-Sajdah ayat 15
· dalam surat As-Shad ayat 24
· dalam surat Haamim ayat 38
· dalam surat An-Najm ayat 62
· dalam surat Al-Insyiqaq ayat 21, dan
· dalam surat Al-'Alaq ayat 19
9. Dalam membaca Al Quran itu, hendaknya benar-benar diresapkan arti dan
maksudnya, lebih-lebih apabila sampai pada ayat-ayat yang menggambarkan nasib
org-org yang berdosa, dan bagaimana hebatnya siksaan yang disediakan bagi
mereka. Sehubungan dengan itu, menurut riwayat, para sahabat banyak yang
mencucurkan air matanya di kala membaca dan mendengar ayat-ayat suci Al Quran yang
menggambarkan betapa nasib yang akan diderita oleh org-org yang berdosa.
10. Disunatkan membaca Al Quran dengan suara yang bagus lagi merdu,
sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan islubnya Al Quran.
Rasulullah SAW telah bersabda: "Kamu hiasilah Al Quran itu dengan suaramu yang
merdu" Diriwayatkan, bahwa pada suatu malam Rasulullah SAW menunggu-nunggu
istrinya, Sitti 'Aisyah r.a. yang kebetulan agak terlambat datangnya. Setelah
ia datang, Rasulullah SAW bertanya kepadanya: "Bagaimanakah
keadaanmu?" Aisyah RA menjawab :"Aku terlambat datang, karena
mendengarkan bacaan Al Quran seseorg yang sangat bagus lagi merdu suaranya.
Belum pernah aku mendengarkan suara sebagus itu."
Belum ada tanggapan untuk "Adab Membaca Al-Qur'an"
Post a Comment